Budaya Merantau(5)

Merantau

Merantau

Merantau adalah perginya seseorang dari tempat asal dimana ia tumbuh besar ke wilayah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman. Kebiasaan atau budaya ini sering diidentikan dengan kebiasaan yang lahir pada suatu wilayah di sumatera utara, yaitu daerah Minang. Pada kenyataannya kebiasaan ini sering juga dijumpai diwilayah atau suku lainnya di Indonesia seperti suku Banjar, Bugis, Bawean, dan Batak. Merantau adalah perginya seseorang dari tempat asal dimana ia ia tumbuh besar ke wilayah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman.

Ramainya Bandar Malaka di abad 15 dan 16 mengakibatkan Malaka jadi tujuan perantauan dari bermacam etnis di Nusantara. Sampai saat ini keturunan dari para perantau itu masih teridentifikasi dengan jelas. Di Malaka dan sekitarnya bahkan di wilayah lainnya di Malaysia bisa ditemukan komunitas keturunan Minagkabau, Jawa, Banjar, Bawean (di Malaka lazim disebut orang Boyan) dan etnis-etnis lainnya dari Nusantara. Karena pada masa itu Malaka adalah pusat perdagangan, maka bisa dipahami bahwa faktor ekonomilah yang mendorong orang-orang untuk merantau ke Malaka.

Pada abad-abad sebelumnya, pelabuhan Barus juga pernah menjadi pusat perdagangan. Pada awalnya perdagangan di Barus didominasi oleh orang-orang Tamil dari India, yang menjadikan Barus semacam koloni India untuk menguasai perdagangan hasil-hasil alam dari Sumatera dan Nusantara pada umumnya. Dominasi Tamil terhadap perdagangan di Barus baru bisa dipatahkan oleh pedagang Minangkabau sekitar abad 14 dan 15 dengan dukungan kerajaan Pagaruyung. Barus juga sudah jadi tujuan perantauan dari etnis lain di nusantara sebelum adanya Bandar Malaka.

Pada masa-masa berikutnya Timur Tengah juga menjadi tujuan perantauan bagi orang-orang dari Nusantara. Banyak orang-orang dari berbagai etnis merantau menuntut ilmu agama, yang dikemudian hari menjadi ulama-ulama besar di tanah air. Pada masa kolonial, Belanda juga jadi tujuan perantauan bagi pelajar-pelajar Hinda Belanda. Tidak sedikit diantara mereka akhirnya menjadi orang-orang terdepan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam hal ini tentu kita pahami faktor pendidikanlah yang mendorong orang pergi merantau.

Saat ini, di zaman globalisasi, tujuan perantauan bagi orang-orang Indonesia sudah sangat beragam. Untuk tujuan pendidikan maupun ekonomi orang bisa pergi atau merantau kemana saja di bagian dunia ini. Tidak sedikit orang-orang Indonesia yang merantau ke Malaysia, Australia, Eropa bahkan Amerika Serikat dengan berbagai macam tujuan dan motivasinya.

Mengenai aspek perantauan dalam negeri, pembangunan yang tidak merata dan lebih terpusat di kota-kota besar, membuat banyak orang Indonesia dari berbagai etnis pergi merantau terutama ke pulau Jawa untuk mencari pekerjaan atau pendidikan yang lebih baik. Para perantau ini, terutama yang beragama Islam, memiliki tradisi untuk mudik setiap tahun untuk merayakan lebaran. Hal ini dapat diamati dari kenaikan arus penumpang sistem transportasi umum. Seringkali, jika perantauan dilakukan oleh anak-anak muda atau bujang, mereka pergi merantau untuk mencari ilmu, baik di universitas atau di madrasah, atau untuk berdagang dan mengumpulkan uang.

Kalau kita berani merantau. Hal itu berarti kita siap menjadi “manusia baru”. Kita harus siap menghadapi lingkungan baru, yang barangkali tak sedikit tantangan yang harus dihadapi. Dan, jika saat dulu kita belum tahu apa sebenarnya kelemahan kita, maka dengan merantau hal tersebut bisa diketahui. sedikit demi sedikit kelemahan tersebut akan kita perbaiki di tanah perantauan. Itulah sebabnya mengapa saya yakin, keberanian merantau yang membuat kita punya jiwa kemandirian itu, akan membuat kita lebih percaya diri dalam setiap langkah dalam bisnis maupun karier.

Jadi singkatnya, merantau itu akan membuat kita berjiwa “tahan banting”. Katakanlah, kalau usaha kita ternyata jatuh dan gagal, kita tidak terlalu malu, toh itu terjadi di kota lain. Dengan kata lain, berusaha di kota lain akan mengurangi beban berat, bila dibandingkan dengan merintis bisnis di kota kita sendiri.
Selain itu, keberanian merantau ke daerah lain, akan membuat kita dapat menyelesaikan persoalan sendiri. Bahkan, kita akan merasa tabu terhadap bantuan orang lain. Kita ada rasa untuk tidak mau punya hutang budi pada orang lain.
Kesimpulannya, bagi saya merantau adalah hal yang sangat baik dilakukan anak muda untuk mengembangkan dirinya untuk masa dewasa kelak terutama bagi kalangan pelajar. Hal ini dapat membantunya mandiri dan mengenal dirinya sendiri baik kekuatan maupun kelemahanya. Jika pemuda sudah dapat mengatur dirinya sendiri, maka ia dapat dikatakan sudah menjadi manusia yang dewasa.

Leave a comment